BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
dalam sebuah negara secara absolut mengatur apa dan siapa yang ada didalamnya
dan mereka yang menjadi bagian dari negara tersebut. Sebuah negara pasti ada beberapa hal yang
harus diatur agar suatu negara tidak saling merugikan dan mendapatkan
kesejahteraan didalam negara tersebut yaitu dengan sebuah kebijakan.
Kebijakan itu
dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan pemerintah untuk selalu
meningkatkan, mempertahankan kualitas terbaik dalam lingkungan masyarakat itu
sendiri. Kebijakan itu bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam
masyarakat tersebut yang akan menjadi acuan terbentuknya suatu rumusan
kebijakan agar lingkungan dalam masyarakat tetap terasa harmonis antar sesama. Kebijakan
publik memang tidak serta merta muncul begitu saja. Kebijakan publik ada
setelah melalui proses yang begitu panjang bahkan rumit.
Menurut Hogwood dan Gun dalam Rakhmat (2009-130) Hakikat
suatu kebijakan negara sebagai tindakan yang mengarah pada suatu tujuan, akan
dapat dipahami dengan baik dengan merinci ke lima kategori tersebut, yaitu;
Tuntutan Kebijakan, Keputusan Kebijakan, Pernyataan Kebijakan, Keluaran
Kebijakan, dan Hasil Akhir Kebijakan.[1]
Pada
makalah ini, pemakalah akan membahas mengenai definisi kebijakan publik itu
sendiri sampai pada proses perumusan kebijakan itu terbentuk.
B.
Rumuan Masalah
1.
Bagaimana definisi dari Kebijakan Publik?
2.
Apa saja jenis-jenis dari Kebijakan Publik?
3.
Dan apa pula tingkat-tingkat Kebijakan Publik?
4.
Bagaimana proses Kebijakan Publik itu?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui definisi Kebijakan Publik.
2.
Mengetahui apa aja jenis-jenis Kebijakan Publik.
3.
Mengetahui tingkat-tingkat Kebijakan Publik.
4.
Mengetahui proses Kebijakan Publik.
BAB II
PENYAJIAN MATERI
A.
Definisi Kebijakan Publik
. Kebijakan atau policy berkaitan dengan perencanaan,
pengambilan, dan perumusan keputusan, pelaksanaan keputusan, dan evaluasi
terhadap dampak dari pelaksanaan keputusan tersebut terhadap orang banyak yang
menjadi sasaran kebijakan (kelompok target).[2] Berikut
beberapa pengertian dari kebijakan. Kebijakan merupakan suatu alat atau
instrumen untuk mengatur penduduk dari atas ke bawah, dengan cara memberikan rewards
dan sanction.
Secara instriksi, (Shore dan Wright, 1997:5) kebijakan adalah
instrument teknis, rasional, dan action-oriented untuk menyelesaikan
masalah. (Ervin, 2000:43) Kebijakan adalah cetak biru bagi tindakan (blueprint
for action) yang akan mengarahkan dan mempengaruhi perilaku orang bayak
yang terkena dampak keputusan tersebut. Kebijakan juga merupakan tindakan yang
berorientasi pada maksud atau tujuan dan prilaku yang yang tidak serampangan,
atau tidak terjadi begitu saja.
James E Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009: 17)
mengungkapkan bahwa kebijakan adalah “ a purposive course of action followed by
an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern”
(Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan
dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu
masalah tertentu).
Dapat
disimpulkan kebijakan dari banyak para ilmuwan, di kemukakan dari pendapat Carl
J. Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008:7) telah menyimpulkan definisi
kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang,
kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat
hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan kesempatan terhadap
pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. [3]
Sedangkan,
pengertian public adalah pemerintah dan negara sebagaimana lazimnya, secara sosiologis publik dapat diartikan sebagai masyarakat.[4] Publik itu menunjukkan pada kumpulan orang yang menaruh perhatian
dan minat atau kepentingan yang sama. Jadi publik dapat diartikan dapat berarti
umum, masyarakat, dan negara.
Jadi Kebijakan
Publik itu sendiri, banyak orang yang menafsirkan bahwa kebijakan public
(public policy) adalah hasil dari suatu pemerintahan dan administrasi
negara yaitu sarana untuk memengaruhi terjadinya hasil-hasil tersebut. Lebih
diartikan kepada apa yang dikerjakan oleh pemerintah daripada bagaimana proses
hasil-hasil itu dibuat.[5]
Secara
terminologi pengertian kebijakan publik (public policy) itu ternyata banyak
sekali, tergantung dari sudut mana kita mengartikannya.
Thomas R. Dye mendefinisikan
kebijakan publik sebagai berikut: "Public
Policy is whatever the government choose to do or not to do".
(Kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu). Dalam pengertian tersebut pusat perhatian dari public
policy tidak hanya pada apa saja yang dilkakuan oleh pemerintah, melainkan
termasuk juga apa saja yang tidak dilakukan oleh pemerintah. Karena kebijakan public
merupakan tindakan-tindakan pemerintah. Apabila pemerintah tidak melakukan
sesuatu juga termasuk kebijakan yang tentu ada tujuannya. Begitu dengan James E. Anderson mengatakan: "Public Policies are those policies developed by governmental
bodies and officials". (Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh
badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah).[6]
Kebijakan Public
menurut David Easton, dapat dirumuskan sebagai berikut: “the
authoritative allocation of value for the whole society (kebijakan public ialah
pegalokasian nilai-nilai secara syah kepada seluruh anggota masyarakat). Laswell
dan Kaplan juga mengartikan kebijakan publik sebagai projected program of
goal, value, and practice atau sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai
dalam praktek praktek yang terarah. Pressman dan Widavsky sebagaimana
dikutip Budi Winarno (2002: 17) mendefinisikan kebijakan publik sebagai
hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat-akibat yang bisa
diramalkan.[7]
Dari definisi
para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah:
“Serangkaian keputusan kebijaksanan yang diambil seorang atau sekelompok orang
untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu di dalam masyarakat”
Dengan demikian
public policy mengatur banyak hal mulai dari mengatur perilaku,
mengorganisasikan birokrasi, mendistribusikan penghargaan sampai pula penarikan
pajak-pajak dari anggota masyarakat.
B.
Jenis-Jenis Kebijakan Publik
Banyak pakar yang mengajukan jenis kebijakan publik berdasarkan
sudut pandang masing-masing. James Anderson sebagaimana dikutip Suharno (2010:
24-25) menyampaikan kategori kebijakan publik sebagai berikut:[8]
a. Kebijakan substantif versus kebijakan prosedural (policy
stakeholders)
Kebijakan
substantif yaitu kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah, contoh: kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, dan
Iain-lain.
Sedangkan kebijakan
prosedural adalah bagaimana kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan,
contoh: dalam pembuatan suatu kebijakan publik,
meskipun ada Instansi/Organisasi Pemerintah yang secara fungsional berwenang
membuatnya, misalnya Undang-undang tentang Pendidikan, yang berwenang membuat
adalah Departemen Pendidikan Nasional, tetapi dalam pelaksanaan pembuatannya,
banyak instansi/organisasi lain yang terlibat, baik instansi/organisasi
pemerintah maupun organisasi bukan pemerintah, yaitu antara lain DPR,
Departemen Kehakiman, Departemen Tenaga Kerja, Pecsatuan Guru Indonesia (PGRI),
dan Presiden yang mengesyahkan Undang-undang tersebut. Instansi-instansi/
organisasi-organisasi yang terlibat tersebut disebut policy stakeholders.
b. Kebijakan distributif versus kebijakan regulatori versus
kebijakan redistributif
Kebijakan distributif
menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat atau individu,
contoh: kebijakan tentang "Tax Holiday".
Kebijakan regulatori merupakan
kebijakan yang berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau
kelompok masyarakat, contoh: kebijaakan tentang larangan memiliki dan menggunakan
senjata api.
Sedangkan, kebijakan redistributif
merupakan kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan atau
hak-hak diantara berbagai kelompok dalam masyarakat, contoh: kebijakan
tentang pembebasan tanah untuk kepentingan umum.
c. Kebijakan material versus kebijakan simbolik
Kebijakan
material adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber daya komplet
pada kelompok sasaran, contoh: Contoh: kebijakan pembuatan rumah sederhana.
Sedangkan, kebijakan
simbolis adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok
sasaran.
d. Kebijakan
yang barhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang privat (privat
goods)
Kebijakan public goods
adalah kebijakan yang mengatur pemberian barang atau pelayanan publik oleh
pemerintah untuk kepentingan orang banyak, contoh: kebijakan
tentang perlindungan keamanan.
Sedangkan, kebijakan privat goods
adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan pasar bebas
oleh pihak swasta untuk kepentingan individu, contoh: kebijakan
pengadaan barang-barang/pelayanan untuk keperluan perorangan, misalnya tempat
hiburan, hotel, dan Iain-lain.
C.
Tingkat-Tingkat Kebijakan Publik
Didalam hal ini
kebijakan publik dibagi atas tiga bentuk: pertama yaitu, kebijakan yang
berbentuk sebuah peraturan perundang – undangan dan peraturan yang tidak
tertulis tapi disepakat.
Bentuk kebijakan publik yang ketiga adalah
kebijakan yang dibuat oleh eksekutif saja. Kebijakan publik yang hanya dibuat
oleh eksekutif untuk melaksanakan kebijakan publik yang bersifat umum yang
dibuat oleh legislatif, baik secara tunggal (UUD, ketetapan MPR) maupun melalui
kerjasama dengan eksekutif (UU) dapat dipahami dengan tingkatan-tingkatan,
sebagai berikut:[9]
A . LINGKUP
NASIONAL
1)
Kebijakan
Nasional
Kebijakan
Nasional adalah adalah kebijakan negara yang bersifat fundamental dan strategis
dalam pencapaian tujuan nasional/negara sebagaimana tertera dalam Pembukaan UUD
1945.
Yang berwenang menetapkan kebijakan nasional
adalah MPR, Presiden, dan DPR. Kebijakan nasional yang dituangkan dalam
peraturan perundang-undangan dapat berbentuk: UUD, Ketetapan MPR, Undang-undang
(UU), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU).
2) Kebijakan Umum
Kebijakan umum adalah kebijakan Presiden
sebagai pelaksanaan UUD, TAP MPR, UU,-untuk mencapai tujuan nasional. Yang
berwenang menetapkan kebijakan umum adalah Presiden.
Kebijakan umum yang tertulis dapat berbentuk:
Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (KEPPRES), Instruksi Presiden
(INPRES).
3)
Kebijakan Pelaksanaan.
Kebijaksanaan pelaksanaan adalah merupakan
penjabaran dari kebijakan umumsebagai strategi pelaksanaan tugas di bidang
tertentu. Yang berwenang menetapkan kebijakan pelaksanaan adalah
menteri/pejabat setingkat menteri dan pimpinan LPND.Kebijakan pelaksanaan yang
tertulis dapat berbentuk Peraturan, Keputusan, Instruksi pejabat tersebut di
atas.
B. LINGKUP
WILAYAH DAERAH
1)
Kebijakan
Umum.
Kebijakan umum pada lingkup Daerah adalah
kebijakan pemerintah daerah sebagai pelaksanaan
azas desentralisasi dalam rangka mengatur urusan Rumah Tangga Daerah.
Yang berwenang menetapkan kebijakan umum di
Daerah Provinsi adalah Gubernur dan DPRD Provinsi. Pada Daerah Kabupaten/Kota
ditetapkan oleh Bupati Walikota dan DPRD Kabupaten/Kota. Kebijakan umum pada
tingkat Daerah dapat berbentuk Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi dan PERDA
Kabupaten/Kota.
2) Kebijakan Pelaksanaan
Kebijakan pelaksanaan pada lingkup
Wilayah/Daerah ada 3 macam:
·
Kebijakan
pelaksanaan dalam rangka desentralisasi merupakan realisasi pelaksanaan PERDA;
·
Kebijakan
pelaksanaan dalam rangka dekonsentrasi merupakan pelaksanaan kebijakan nasional
di Daerah;
·
Kebijakan
pelaksanaan dalam rangka tugas pembantuan (medebewind) merupakan pelaksanaan
tugas Pemerintah Pusat di Daerah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
Yang
berwenang menetapkan kebijakan pelaksanaan adalah:
·
Dalam rangka
desentralisasi adaiah Gubernur/ Bupati/Walikota;
·
Dalam rangka
dekonsentrasi adalah Gubernur/ Bupati/Walikota;
·
Dalam rangka
tugas pembantuan adalah Gubernur/ Bupati/Walikota.
·
Dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi dan tugas pembantuan berupa Keputusan-keputusan dan
Instruksi Gubernur/Bupati/Walikota.
·
Dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi berbentuk Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.
D.
Proses Kebijakan Publik
Proses adalah sebuah rangkaian tindakan yang secara definitif
berkaitan dengan tujuan. Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian
aktivitas intelektual yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang bersifat
politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang
mencakup penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi
kebijakan, dan penilaian kebijakan.[10]
Kegiatan-kegiatan fungsional
|
Dikategorikan dalam pemerintahan
|
Dengan sebuah produk potensial
|
Agregasi masalah-masalah
tuntutan (demand)
Representasi pemerintahan akses
Penyusunan Agenda prioritas-prioritas
Formulasi tindakan proposal
Legitimasi dalam program
Penganggaran pemerintahan anggaran/sumberdaya
Implementasi ke/pada
pembayaran,
kemu-
Masalah-masalah dahan, pengawasan)
Evaluasi program
ke bervariasi
(justifikasi,
Penyesuaian/ pemerintahan rekomendasi, perubah-
Terminasi an,
solusi)
Tabel
1.1
Proses
Kebijakan: Keragka Analisa
Kerangka tersebut diberikn untuk mengidentifikasi siapa saja yang
berperan serta dalam sebuah kegiatan, apapun basis kelembagaan mereka. Oleh
karena itu, identifikas haruslah didasari pada sifat dasar kegiatan tersebut.
Adapun dalam
pandangan Ripley (1985), tahapan kebijakan publik digambarkan sebagai berikut.[13]
Penyusunan Agenda
|
Agenda Pemerintahan
|
diikuti
Formulasi & legitimasi kebijakan
|
Kebijakan
|
diperlukan
Implementasi
Kebijakan
|
Tindakan Kebijakan
|
Evaluasi terhadap Implementasi, kinerja &dampak
|
Kinerja & dampak
|
Kebijakan Baru
|
Tabel
1.2
Tahapan
Kebijakan Publik
Pada tahap
formulasi dan legitimasi kebijakan, analisis kebijakan perlu mengumpulkan dan
menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan,
kemudian berusaha mengembangkan alternatif- alternatif kebijakan, membangun
dukungan dan melakukan negosiasi, sehingga sampai pada sebuah kebijakan yang
dipilih.
Tahap
selanjutnya adalah implementasi kebijakan. Pada tahap ini perlu dukungan
sumberdaya, dan penyusunan organisasi pelaksana kebijakan. Dalam proses
implementasi sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi suatu
kebijakan berjalan dengan baik.
Dari tindakan
kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak kebijakan, dan proses selajutnya
adalah evaluasi terhadap implementasi, kinerja, dan dampak kebijakan. Hasil
evaluasi ini bermanfaat bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan datang,
agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan lebih berhasil.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Kebijakan public (public policy) adalah: “Serangkaian keputusan
kebijaksanan yang diambil seorang atau sekelompok orang untuk mewujudkan
tujuan-tujuan tertentu di dalam masyarakat”. Dengan demikian public policy mengatur
banyak hal mulai dari mengatur perilaku, mengorganisasikan birokrasi,
mendistribusikan penghargaan sampai pula penarikan pajak-pajak dari anggota
masyarakat.
Kebijakan
Publik memiliki jenis-jenis Kebijakan Publik, mengenai pembahasan tersebut kita
dapat memahami jenis suatu kebijakan termasuk dalam jenis bagian mana dari
beberapa uraian diatas. Serta terdapat tingkat-tingkat Kebijakan Publik yang
meliputi Nasional dan Wilayah daerah. Membantu kita memperoleh pemahaman
mengenai jalannya suatu proses kebijakan publik.
B.
SARAN
Pemerintah
menetapkan suatu kebijakan yang telah direalisasikan kepada masyarakat dan
dimana kebijakan tersebut kadangkala terdapat tumpang tindihnya masalah-masalah
yang dialami masyarakat. Oleh karena itu, saran dari pemakalah jika pemerintah
membuat suatu kebijakan melihat realita dalam masyarakat sehingga kebijakan
tersebut dapat diterima oleh masyarakat dan kebijakan tersebut menjadi solusi
problem dalam masyarakat.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca dan memperluas serta menambah hasanah dunia
pendidikan, khususnya bagi kami selaku penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Jones,
Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Public. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Madani, Muhlis. 2011Dimensi
Interaksi Aktor dalam Proses Perumusan Kebijakan Public. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Thoha, Miftah. 2010. Ilmu Administrasi Public Kontemporer. Jakarta: Prenada Group
Taufiqurrohman. 2014. Kebijakan Publik. Jakarta: Universitas Moestopo Beragama Pers
Waldo,
Dwight. 1965. Pengantar Studi Public Administration. Jakarta: Bumi
Aksara
[1] Muhlis Madani,Dimensi Interaksi Aktor dalam Proses Perumusan
Kebijakan Public, cetakan pertama (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 17-18.
[2] Amir Marzali, Antropologi dan Kebijakan Publik, cetakan
pertama (Jakarta: Prenada Group,2012), 19.
[3] Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, cetakan pertama (Jakarta:
Universitas Moestopo Beragama Pres, 2014), 4.
[4] Dwight Waldo, Pengantar Studi Public Administration, cetakan
ketujuh (Jakarta: Bumi Aksara, 1965), 29.
[5] Miftah Thoha, Ilmu Administrasi Public Kontemporer, cetakan
ketiga (Jakarta: Prenada Group, 2010), 102.
[6] Miftah Thoha, Ilmu Administrasi Public Kontemporer, cetakan
ketiga (Jakarta: Prenada Group, 2010), 107-108.
[7] Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, cetakan pertama (Jakarta:
Universitas Moestopo Beragama Pers, 2014), 3.
[8] Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, cetakan pertama (Jakarta:
Universitas Moestopo Beragama Pers, 2014), 5.
[9]Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, cetakan pertama (Jakarta:
Universitas Moestopo Beragama Pers, 2014), 13-14.
[10] Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, cetakan pertama (Jakarta:
Universitas Moestopo Beragama Pers, 2014), 32.
[11] Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik, cetakan
ketiga (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 48.
[12] Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik, cetakan ketiga
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 52.
[13] Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, cetakan pertama (Jakarta:
Universitas Moestopo Beragama Pers, 2014), 18.
If you're trying to burn fat then you certainly need to try this brand new custom keto diet.
ReplyDeleteTo create this keto diet, licensed nutritionists, fitness couches, and professional cooks have joined together to provide keto meal plans that are efficient, decent, money-efficient, and enjoyable.
Since their launch in January 2019, hundreds of individuals have already transformed their figure and health with the benefits a good keto diet can provide.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones offered by the keto diet.
aku ijin share infonya ya kak
ReplyDeleteElever Media Indonesia