Saturday, July 7, 2018

MANAJEMEN PUBLIK


BAB I
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG
Pada tahun 1980-an dan 1990-an telah muncul pendekatan managerial baru di sektor publik, sebagai respon terhadap apa yang banyak dianggap sebagai kekurangan dari model administrasi tradisional. Pendekatan ini dapat mengurangi beberapa masalah dari model sebelumnya tetapi tidak berarti ada perubahan cukup dramatis dalam cara sektor publik beropersi. Kamarck (2000) berpendapat bahwa akhir abad ke-20 telah terlihat sebuah revolusi dalam administrasi publik, setiap hal yang mendalam seperti itu yang terjadi pada pergantian abad ke-19. Ketika prinsip-prinsip birokrasi Weberian mulai memengaruhi banyak pemerintahan di seluruh dunia.[1]
Manajemen merupakan ilmu yang berkembang sangat pesat saat ini, manajemen dianggap lebih modern di bandingkan dengan administrasi, namun asumsi tersebut memiliki kekurangan karena ilmu manajemen publik tidak dapat menjelaskan gejala-gejala dalam organisasi secara terperinci, dan ilmu manajemen cenderung sangat praktis. Sebelum lebih dalam kita memahami konteks dari manajemen secara umum.
Ilmu manajemen dan manajemen publik memilki perbedaan yang paling utama yaitu manajemen publik  dengan struktur organisasi tertutupnya dipenuhi formalitas dan aturan, memiliki perbedaan dengan manajemen sektor privat dimana, formalitas dan aturan itu sangat kurang. Formalitas dan aturan yang ada pada publik itu lahir melalui keputusan keputusan teratas yaitu politik, politik di tingkat elit pejabat publik ini di atur karena adanya dukungan dari masyarakat yang mendukung elit berkuasa, manajemen publik ini biasanya tidak terlepas dari intervensi politik di tingkat elit, namun di tingkat menengah dan bawah tidaklah kentara unsur politisnya, karena biasanya manajemen tingkat menengah dan bawah di isi oleh para professional dan para birokrat karier.
Manajemen Publik sangat penting bagi seseorang yang sedang mengambil disiplin ilmu administrasi Negara atau disiplin administrasi Publik alasannya karena dengan mengetahui pengertian atau definisi manajemen Publik tersebut kita akan mengetahui kedudukan manajemen publik di dalam suatu negara. Hal inilah yang menarik perhaian peneliti untuk meneliti makalah yang berjudul 
1.2 RUMUSAN MASALAH
a.       Apa definisi manajemen?
b.      Apa definisi manajemen publik?
c.       Apa paradigma manajemen?
d.      Apa fungsi manajemen?
1.3 TUJUAN PENULISAN
a.       Untuk mengetahui definisi manajemen
b.      Untuk mengetahui definisi manajemen publik
c.       Untuk mengetahui paradigma manajemen
d.      Untuk mengetahui fungsi manajemen

1.4  MANFAAT
a.       Untuk pemerintah
Sebagai pengevaluasian atas kinerja pemerintah untuk kedepannya agar lebih baik
b.      Untuk Dosen
Sebagai acuan dan penambahan untuk media pembelajaran di tingkat lingkungan akademisi.
c.       Untuk Mahasiswa
Sebagai model mata kuliah dan menambah wawasan dan refrensi
d.      Untuk Masyarakat
            Sebagai edukasi dan pnegenalaan manajemen publik ke masyarakat  




















BAB II
PEMBAHASAN      
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN
Pengertiaan manajemen adalah suatu kegiatan organisasi sebagai suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu yang mereka taati sedemikian rupa sehingga diharapkan hasil yang akan dicapai sempurna, efektif dan efisien.
Manajemen berasal dari Bahasa Inggris yaitu “management”. Istilah ini berasal dari kata manus, tangan, yang berkaitan dengan menagerie yang berarti berternak. Kata manus berasal dari Bahasa Latin yaitu mansionaticum berarti pengelolaan rumah besar. Kata manajemen bisa difahami dari Bahasa Italia maneggiare yang berarti mengendarai kuda dengan penuh keahlian. Pada abad 18, istilah ini sering digunakan untuk memanipulasi politik pengawasan pelayanan umum. Frase “Managemen Administratif” diciptakan oleh US Browen Low Comminitee tahun 1937; manajemen publik muncul kembali pada tahun 1980-an untuk menerangkan pendekatan rekayasa produksi bebas politik untuk bagian pelayanan umum menurut (Talizibuhu Ndraha).[2]
Menurut Marry Parker Follet, manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain sebagai pengaturan atau penggelolaan sumber daya yang ada sehingga hasilnya maksimal.[3]
Menurut J.G. Longenecker, manajemen adalah sebagai suatu proses kegiatan manajer dalam mengambil keputusan, mengordinasikan usaha-usaha kelompok, dan kepemimpinan.[4]
Menurut Roosenzwieg, manajemen merupakan kegiatan yang meliputi koordinasi orang-orang dan koordinasi sumber-sumber material untuk mencapai tujuan organisasi.[5]
Manajemen mempelajari bagaimana menciptakan effectiveness (dong right things) secara efisien. (Dong right things) dan produktif melalui fungsi dan siklus tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasional yang telah ditetapkan.
Teori manajemen merupakan istilah umum yang digunakan secara longar untuk menunjukkan temuan-temuan riset, kerangka analisis, proporsi, kepercayaan, pandangan, pengamatan dan usulan kramer, 1975 yang dikutip oleh Ndraha. Menggunakan istilah yang lebih spesifik gagasan manajemen ia mengatakan bahwa gagasan manajemen: berasal dari penalaran induktif dan deduktif. Gagasan ini mengorganisasikan secara sistematis pengetahuan aplikatif sebagai sistem asumsi prinsip dan aturan prosedur yang diterima. Gagasan manajemen membantu para manajer untuk manganalisis dan menjelaskan berbagai sebab yang mendasar dasi situasi bisnis yang memprediksikan hasil gabungan berbagai macam tindakan.
2.2 PENGERTIAN  MANAJEMEN PUBLIK
Secara mendasar dapat diartikan, manajemen publik adalah penelitian interdisipliner aspek genrik organisasi. Merupakan perpaduan dari perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian fungsi manajemen dengan manajemen sumberdaya manusia, keuangan, informasi fisik dan sumberdaya politik.[6]
Adapun defenisi atau pengertian manajemen publik sebenarnya lebih menekankan pada bentuk implementasi yang berupa penerapan model, teori, metode, teknik, serta cara untuk mencapai suatu tujuan secara efisien dan efektif.

2.2.1 Pengertian Manajemen Publik Menurut Para Ahli
Pengertian manajemen publik menurut para ahli yang akan disebutkan tergantung latar belakang pendidikan, pengalaman, atau perspektif yang dianut oleh para ahli tersebut. Diantarnya pengertian manajemen publik adalah sebagai berikut:
Manajemen publik menurut Shafritz dan Russel (dalam Kebab, 2008:93) diartikan sebagai upaya seseorang untuk bertanggungjawab dalam menjalankan suatu organisasi, dan pemanfaatan sumber daya (orang dan mesin) guna mencapai tujuan organisasi.
Menurut Donovan dan Jackson (1991:11-12) menejemen  publik diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan dengan serangkaian keterampilan (skill).
Menurut Yeremias T. Keban mengartikan manajemen publik sebagai upaya untuk menunjuk pada manajemen instansi pemerintah
Menurut Ott, Hyde dan Shafritz (1990) mengartikan bahwa manajemen publik adalah upaya untuk memfokuskan pada bagaimana organisasi publik mengimplementasikan kebijakan publik yang telah disepakati bersama.
Menurut Overman (1984 ) manajemen publik adalah sebuah penelitian interdisipliner dalam organisasi dan merupakan perpaduan dari perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian fungsi manajemen.
Menurut Nor Ghofur (2014) mengartikan bahwa manajemen publik adalah manajemen pemerintah, yang artinya manajemen public juga bermaksud untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan terhadap pelayanan kepada masyarakat.
Dari penjelasan para ahli yang telah mengemukakan pengertian manajemen publik di atas dapat disimpulkan bahwasanya menejemen publik ialah studi interadisipliner dari aspek umum organisasi, dan merupakan gabungan antara fungsi menejemen seperti planning, organizing, actuating, dan controlling dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik, informasi dan publik.
2.3 PARADIGMA MANAJEMEN
2.3.1 Paradigama Manajemen Tradisional
Pandangan manajemen tertua dan paling berpengaruh hingga saat ini dan masih diterima pada kajian administrasi publik di dunia adalah pandangan tradisional atau pandangan klasik, yang dibagi dalam tiga cabang: yaitu manajemen birokrasi, ilmu manajemen dan manajemen adminstratif. Ketiga faham ini muncul pada kahir tahun 1980-an sampai pada awal 1900 diawali ketika para insiyur mencoba untuk membuat ornaisasi berjalan dalam mesin minyak, penemu tiga cabang ini semua berasal dari Jerman, Amerika Serikat dan Prancis.[7]
2.3.2 Pandangan Manajemen Birokrasi
Pandangan ini mengacu pada seperangkat aturan hierarki, kejelasan dalam pembagian kerja dan prosedur detail (Max Webber, 1864-1920), seorang sejarawan Jerman yang menemukan prinsip dari birokrasi dengan tulisannya tentang karakteristik ideal dalam birokrasi, seperti:
Aturan sebagai panduan formal untuk perilaku bangi pekerja ketika mereka sedang bekerja. Aturan dapat menolong, menyediakan kedisiplinan untuk kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya aturan yang sangat seragam dalam prosedur dan operasional sehingga menjaga stabilitas kehendak dari perkerja. Impersionalitas, berarti pekerja dievaluasi melalui aturan dengan data yang objektif. Namu dalam beberapa litelatur kata impersonalitas ini memiliki konotasi negatif. Webber mempercayai bahwa pendekatan ini dapat menjamin keadilan untuk semua pekerja, sehingga tidak penilaiaan yang berdasarkan pada subyektivitas personal atau keterkaitan personal untuk mewarnai penilaiaan kepada bawahan.[8]
Pembagian kerja, pengacu kepada pembagi kerja berdasarkan atas spesialisasi jabatan. Ini memungkinkan organisasi untuk menggunakan pegawai dan pelatihan secara efesien. Manajer dan pekerja ditugaskan berdasrkan tujuannya masing-masing dalam spesialisasi dan keahlian pegawai.
Struktur hierarki mengacu pada perangkingan kerja berdasarkan atas suatu kewenangan, sesuatu hal yang perlu diputuskan dalam setiap kerjanya. Dengan adanya stuktur kerja ini sangat membantu pegawai menjadi sangat jelas. Dimana setiap posisi rangking memiliki kewenangan masing-masing dalam suatu organisasi.
Struktur kewenangan, mengacu pada siapa yang memutuskan dalam berbagai variasi penting pada setiap tingkat dalam organisasi. Webber mengidentifikasi tiga tipe stuktur kewenangan tradisional kharismatik dan legalrasional (kewenangan ini akan dibahas pada bab selanjutnya tentang birokrasi) :
Ø  Kewenangan tradisional, ini berdasarkan kebiasaan, gender dan kelahiran. Kewenangan ini didominasi berdasarkan atas ikatan darah ketika seseorang diberikan kewenangan, kelemahan dari kewenangan ini secara transparasi tidak dapat terlihat kemampuan seseorang memimpin.
Ø  Kewenangan kharismatik, ini lebih berdasarkan pada pandangan orang banyak terhadap seorang pemeimpin secara personalitas dan subyektif. Kewenangan legalrasional mengacu pada penggunaan hukum dan aturan secara aplikatif, pemimpin ini diakui karena jabatannya didapat berdasarkan kemampuan.
Ø  Kewenangan Legal Rasional, mengacu kepada penggunaan Hukum dan aturan secara aplikatif, pemimpin ini biasanya diakui karena jabatannya didapat berdasarkan kemampuannya.
Memiliki penjenjangan karier, mengacu pada perjenjangan dalam struktur karier yang jelas, karier ini menjenjang dari bahwa sampai keatas dengan penilaian yang terstandar karir ini diikuti dengan jaminan kerja, tunjangan kerja dan pensiun yang bervariatif tergantung dari jenjangnya masing-masing. Setiap tingkat dari karir ini memiliki perbedaan secara gaji, honor, tunjangan beban kerja dan sebagainya.
            Rasionalitas, adalah penggunaan secara efisien segala sumber untuk mencapai tujuan, manajer pada tingkat ini biasanya memiliki sistem operasi yang logik dan scientifaally, dengan segala rasionalitas ini tujuan dari aktivitas organisasi lebih mudah dan ekonomis.
            Keuntungan dari birokrasi ini dapat kita lihat bahwa keuntungan dari manajemen birokrasi ini sangat efisien dan konsisten, untuk organisasi tertutup seperti organisasi publik sangat cocok diterapkan, oleh karena itu sering disebutkan juga organisasi sektor publik merupakan organisasi yang sangat rigid dan memerlukan rutinitas yang tinggi selain itu dalam organisasi publik memiliki manajemen yang secara normatif sangat rigid aturannya dan memiliki red tape, adanya perlindungan kewenangan, pengambilan keputusan yang sangat lambat karena tidak dapat melangkahi aturan yang ada, bergerak secara lambat dalam alih teknologi, sedikit untuk mengenal nilai-nilai dari para pekerja karena struktur organisasi yang sangat panjang.[9]
2.3.3 Aliran Masa kini
Termasuk dalam aliran ini adalah, pendekatan kuantitatif/Aliran Ilmu Manajemen (management Science/Operations Research) pendekatan sistem, pendekatan kontingensi, pendekatan keterlibatan dinamik. Aliran masa kini merupakan aliran yang menuju ke modernitasan, dalam berbagai literatur manajemen aliran masa kini banyak diisi oleh para pakar di luar ilmu manajemen itu sendiri seperti ahli matematika dan statistika, ahli perencanaan. Dan sebagainya.
Ø  Pendekatan Kuantitatif/Aliran Ilmu Manajemen (Management science/operations Research)
-          Muncul sebagai hasil pengembangan matematika dan statistika untuk menyelesaikan permasalahan militer pada kancah Perang Dunia II.
-          Pendekatan ini menerapkan statistika, model optimasi, model Informas, dan Simulasi computer dalam pelaksanaan aktivitas manajerial.
Ø  Pendekatan Sistem
Memandang bahwa organisasi merupakan suatu kesatuan sistem yang memiliki tujuan, dan terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Konsep-konsep dalam pendekatan sistem.
-          Subsistem  adalah bagian-bagian yang menyusun sebuah sistem.
-          Sinergi merupakan interaksi antara satu bagian dengan bagian yang lain     yang menghasilkan nilai atau produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa interaksi.
-          Open system (dinamis terbuka) adalah sistem yang berinteraksi secara dinamis dengan lingkungannya.
Closed System (sistem tertutup) adalah kebaikan dari sistem terbuka.
Ø Pendekatan Kontingensi
Di sebut juga dengan pendekatan situasional, yakni pandangan bahwa dibutuhkan teknik manajemen yang berbeda untuk organisasi dengan kondisi/situasi/waktu yang berbeda. Pendekatan sistem dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh, yang terdiri bagian-bagian yang saling berhubungan dan sebagai bagian dari lingkunga eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya sistem merupakan subsistem-subsistem yang saling berhubungan dan saling bergantung. Manajemen memandang sistem sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka. Manajemen sistem tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan Perintah), rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan sistem terbuka mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.
Ø  Pendekatan Keterlibatan dinamik (Dinamic Engagement)
            Menyatakan bahwa tekanan oleh waktu dan hubungan anatar manusia mendesak manajemen untuk berpikir ulang atas pendekatan tradisional yang digunakan guna mengahadapi perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan cepat. Pendekatan ini memandang bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasi teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat di terapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.

Ø Manajemen Administratif
Manajemen administratif memfokuskan pada manajer dan fungsi-fungsi manajemen dasar. Kajian ini dimulai pada awal 1900-an di perancis oleh Henry Fayol (1841-1925). Fayol adalah seorang industriawan perancis yang melihat arti penting seorang manajer untuk melakukan pekerjaannya dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen planning, organizing, leading, dan controlling serta menerapkan serangkaian prinsip-prinsip manajemen kepada para pegawai. Dalam penelitian fayol beliau melihat bahwa peagawai yang memiliki berbagai macam tujuan dalam pekerjaannya memerlukan kejelasan dalam definisi pekerjaannya sehingga para pekerja ini dalam mencapai tujuannya menjadi sangat jelas dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Penumpun pekerjaan ini mengharuskan pekerja untuk melaporkan segala aktivitas kegiatannya kepada atasannya.
Ø    Kompetensi manajerial
Memimpin organisasi public perlu diisi dengan seorang manajer publik yang memiliki kompetensi secara objektif. Komunikasi merupakan hal yang paling terpenting karena dalam komunikasi 3 arah maka seorang manajer publik tidak mengambil keputusan public secara sepihak dan mendapatkan legalisasi dari pegawai dan masyarakat sebaagi stake holders. Pegawai merupakan pengeksekusi dari peran-peran manajer, oleh karena itu pegawai perlu memahami dengan jelas agar mampu menjembatani keabu-abuan dari berbagai pemahaman seorang pegawai dalam menginterpretasikan perintah.
            Perencanaan dan administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam memhami awal dari tercapainya suatu tujuan publik. Oleh karena itu seorang manajer publik ketika dipilih harus memiliki visi dan misi yang jelas degan berbagai perencanaan yang matang untuk menacapai tujuan organisasi. Sebagai organisasi yang kompleks maka organisasi publik perlu adanya fungsionalisasi peran dari setiap departemen oleh karena itu setiap departemen ini perlu memahami pentingnya kerja tim sebagai pola kerja yang berguna untuk mengurangi risiko terjadi perpecahan.
            Dalam berbagai kurikulum yang ada di indonesia tidak jarang calon sarjana administrasi public selalu dibekali dengan mata kuliah manajemen strategis. Ini merupakan hal yang menurut penulis dirasakan cukup penting, karena dengan langkah yang strategis yang perlu diambil oleh manajer public memerlukan pemahaman isu-isu yang strategis.
            Pemahaman tentang lingkungan dari para manajer publik ini harus terbuka secara global dan global karena itu tidaklah jarang ketika lingkungan suatu organisasi publik perlu meningkatkan pemahamannya tentang dunia luar 
2.4 FUNGSI MANAJEMEN    
Dari sejumlah definisi yang ada teramat jelas dinyatakan bahwa pencapaian tujuan merupakan benang merah yang melekat dan menjadi inti dari misi sebuah manajemen. Adanya tujuan yang ditetapkan secara jelas dan bagaiamana mencapainya itu yang membedakan antatra sebuah kegiatan yang dilakukan secara asal-asalan dengan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen. Lalu penggunaan prinsip-prinsip manajemen itu diharapakan tujuan yang ditetapkan bisa dicapai secara efisien dan efektif. Kegiatan manajemen itu biasanya ditandai dari kegiatan atau usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi yang ujung-ujungnya adalah tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
            Menurut Ermaya Suradinata manajemen adalah kemampuan yang berhubungan denga usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan jalan menggunakan manusia dan berbagai sumber yang tersedia dalam organisasi dengan cara seefesien mungkin Manajemen merupakan koordinasi semua sumberdaya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dari kedua definisi dapat dirumuskan ciri-ciri manajemen secara umum, yaitu adanya tujuan yang hendak dicapai, adanya kelompok orang atau orang yang menggunakan orang lain, adaya sumber-sumber yang digunakan dalam mencapai tujuan.
            Demikianlah bahwa manajemen itu dapat diartikan sebagai alat pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi tertentu. Hany saja sampai sejauh ini belum ada konsensus dan kesepakatan apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen. Sama seperti belum adanya konsensus pengertian manajemen itu sendiri. Selain itu tujuan dan fungsi manajemen yang terkandung dalam pengertian juga ada hal penting lainnya yaitu berupa koordinasi terhadap ‘Enam M’ yaitu men, money, material, metode, mechine dan market yang biasanya di sebut sebagai alat-alat manajemen.
Adaupun fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa penulis antara lain mencakup fungsi palnning, organizing, staffing, directing, inovating, representing, dan conntroling. Ada juga yang menghilangkan atau menambahkan atau fungsi lain atau mengantinya dengan istilah lain. Misalnya ada yang menghilangkan fungsi staffing sehingga fungsi manajemen itu hanya berupa planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling, atau berupa Planning, Organizing, Actuating, Controlling yang sering disingkat (POAC). Tentu masih banyak rumusan fungsi manajemen yang lain yang pada intinya kurng lebih sama maksud dan tujuannya.
Ada yang berusaha menjabarkan semua fungsi itu menjadi 10 fungsi yaitu :
1. Forecasting, (Ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
2. Planning (Perencanaan) Yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan
3. Organizing (Organisasi) Yaitu penggelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk dalam hal ini penetapan organisasi, tugas dan fungsinya.
4. Staffing (Penyusunan Personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari perekrutan tenaga kerja baru, latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
5. Directing atau Commanding (pengarahan atau mengkomando) yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran serta perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
7. Coordinating (Koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan dengan jalan dihubungkan, menyatu padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8. Motivating (Motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9. Controlling (Pengawasan) Yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10. Reporting (Pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulisa maupun lisan
Dilihat dari sisi praktiknya atau pelaksanaanya, manajemen publik secara sederhana bisa di artikan sebagai implementasi dari fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan public dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Sebagai ilmu terapan, manajemen itu mencakup kaidah-kaidah atau rumusan-rumusan, prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang sudah teruji secara ilmiah sehingga di sebut ilmu manajemen. Dengan menggunakan ilmu manajemen itu seorang manajer bisa menjalankan fungsi-fungsi manajerial yang dimiliki secara lebih efektif dan efisien dalam menacapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan sebelumnya. Seperti rumusan sederhana menegani manajemen itu merupakan cara pencapaian tujuan yang telah di tentukan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain.
Adaupun sarana untuk mencapai tujuan manajemen itu setidaknya ada enam. Keenam sarana itu sering di singkat dengan enam (6) M yaitu Men, Money, Material, Methods, dan Market, serta Machine. Kesemuanya itu dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen disebut sebagai sumber daya yang keberadaannya sangat krusial bagi tercapainya tujuan manajemen. Betapa tidak, Men, atau manusia, adalah unsur utama yang akan menjalankan manajemen mulai dari tahapan Planning, Organizing, Direccting, hingga Controllin. Tanpa adanya manusia yang menjalankan maka tujuan manajemen tidak akan tercapai. Kemudian, Money atau uang, yang sangat di perlukan untuk melakukan berbagai aktivitas manajemen, seperti upah atau gaji pegawai, pembeliaan faktor produksi, dan lain sebagainya.
Berikutnya adalah Material atau bahan-bahan. Keberadaan material dalam proses pelaksanaan bukan saja sebagai pembantu bagi mesin, tetapi seiring dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini justru mesin itu sendiri sering telah berubah kedudukannya malahan sebagai pembantu manusia. Begitu juga Methods atau caa pelaksanaan, dimana untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien), manusia di hadapakan pada berbagai pilihan alternatif pelaksanaan (metode). Sebuah pilihan atau penggunaan metode tertentu akan besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Terkahir, khususnya di sektor privat, adalah Market atau pasar. Tanpa adanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri tidak mungkin tercapai. Begitupun di sektor publik, yang di maksud pasar adalah Pengguna dari produk yang dihasilkan oleh organisasi publik atau pemerintahan antara lain layanan publik. Jika masyarakat tidak memerlukan atau menolak layanan yang di hasilkan, maka tujuan organisasi publik bisa dianggap gagal. Hanya saja karena kedudukan organisasi pemerintahan yang sifatnya monopolitik, maka produk yang dihasilkan pasti di serap pasar, meskipun tidak semuanya.
Menurut Terry sebagaimana dikutip manulang, fungsi pokok manajemen terdiri dari: Planning, Organizing, Actuating, and Controllin, yang biasa di singkat POAC. Masing-masing fungsi saling berkaitan dan membentuk suatu sistem dimana masing-masing unsurnya tidak boleh terlepas satu sama lainnya. Hal itu artinya, dalam praktik atau proses penyalenggaraan manajemen pemerintahan masing-masing unit kerja, kantor, atau organisasi adalah satu kesatuan sistem. Menurut Manulang masing-masing fungsi dalam manajemen itu sulit memisahkan diri satu dengan yang lain.
Sebagai contoh perencanaan (Planning) kegiatan yang sudah di putuskan dengan menentukan apa-apa yang akan di lakukan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam sebuah rencana pasti memerlukan masukan dari berbagai sumber informasi antara lain dari kegiatan pengawasan dan evaluasi yang dilakukan di waktu sebelumnya. Peran dan fungsi sebuah rencana dalam fungsi manajemen adalah sebagai dasar atau standar/ukuran untuk kegiatan evaluasi. Dengan adanya evaluasi, yaitu membandingkan rencana dengan pelaksanaan, maka akan dapat diketahui kemajuan atau hasil suatu kegiatan.
Berikutnya adalah (Organizing) yang meliputi penentuan dan pembentukan wadah atau organisasi serta pengaturan hubungan antara wadah-wadah tersebut. Prinsip organisasi yang penting adalah pembagian kerja, pendelegasian wewenang, dan koordinasi, Tujuannya agar tercapai efisiensi dan efektivitas dalam tahapan atau fungsi berikutnya, misalnya dengan mengurangi terjadinya over-lapping dan duplication of work.
Tanpa ada perencanaan dan penggorganisasian yang baik, maka fungsi pelaksanaan (actuating) dari manajemen sulit sekali mencapai hasil seperti yang di kehendaki, betapa pun pelaksanaan suatu kegiatan itu dapat dilakukan secara tuntas, misalnya saja kegiatan pembagunan suatu gedung untuk kegiatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, bisa saja semua dana atau anggaran yang disediakan dapat di belanjakan tepat waktu untuk keperluan yang dimaksudkan tetapi hasil dan manfaatnya bisa saja tidak menemui sasaran yang diharapkan karena buruknya proses perencanaan yang tidak melibatkan stakeholders yang menjadi sasaran dari kegiatan tersebut. Bisa saja yang menikmati hasilnya adalah orang atau pihak lain yang bukan menjadi sasaran, sekalipun katakanlah tidak uang sepeser pun yang di korupsi dan bangunan fisik yang di maksudkan telah kokoh berdiri. Dalam kaitan ini, maka fungsi manajemen berupa pengawasan (Controlling) sangat penting. Pengawasan ini tidak hanya datang dari manajer tetapi diharapakan muncul dari semua stakeholders yang terkait dengan kegiatan tersebut, utamanya masyarakat dan lembaga pengawasan fungsional.
Kegiatan manajemen berupa pengawasan (Controlling) merupakan suatu fungsi yang didalamnya termasuk mengendalikan pelaksaan agar sesuai dengan rencana, mengukur hasil dibandigkan dengan target atau rencana, melakukan tindakan atas terjadinya penyimpangan dan menyusun feedback demi penyempurnaan dimasa yang akan datang. Seperti sebuah siklus yang terus bersambung, maka fungsi dari sebuah pengawasan yang baik adalah berupa hasil atau masukan yang kritis dan kontruktif, apa adanya dan objektif. Hasil pengawasan ini akan digunakan sebagai bahan oleh pihak manajemen dalam hal pengambilan keputusan atau (policy making procces) untuk perumusan perencanaan dan kegiatan berikutnya. Begitu seterusnya seperti siklus yang berputar, sehingga tidak jelas manalagi yang disebut sebagai pangkal atau ujung.  



















BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manajemen sektor publik ini merupakan perpanjangan tangan dari studi ilmu administrasi yang memang tidak berkembang. Namun, penulis melihat bahwa kajian tentang manajemen ini tidaklah tepat jika didefinisikan lebih luas dari administrasi, karena ilmu manajemen sendiri itu lahir dari berbagai macam fase adminstratif yang klasik dan tradisional. Memang dalam studi empirik ilmu manajemen umum ini sering digunakan dalam menjelaskan fenomena manajemen publik, namun pada pendapat penulis jawaban selalu tidak ditemukan karena aktivitas publik sangat unik, tidak dapat diprediksi dengan jelas, bahkan di beberapa negara maju juga mengalami kemandegan ketika mencoba memahami manajemen di sektor publik.
3.2 SARAN
Untuk itu maka dalam meningkatkan pelayanan dan pengorganisasian harus kerja ekstra dalam memenejemn suatu pelayan baik itu dilingkungan masyarakat maupun bernegara manajemen merupakan seni mengatur bagaimana kita mengatur segala sesuatu harus dengan mengunakan teknik manajemen, manajemen sangat membantu masyarakat dalam menyelasaikan persoalan manajemennya.



[1]. Asep Kartiwa, Administrasi Publik Konsep dan Pengembangan Ilmu di Indonesia, (Bandung: Graha Ilmu. 2011)
[2] Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan dalam Prespektif Pelayanan Publik, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011)
[3] Handoko, T. Hani. Manajemen, (Yogyakarta: BPFE UGM.1995)
[4] Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013)
[5] Zaidan Nawawi, Manajemen Pemerintahan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2013)
[6] Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan dalam Prespektif Pelayanan Publik, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011)
[7] Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
[8]  Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
[9] Yogi Suprayogi Sugandi, Administrasi Publik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)

2 comments:

  1. Tritanium Stones - Tritanium Art - T.T. Bradley
    T.T. titanium tube Bradley: T.T. titanium trim Bradley has been designing sculpture and microtouch titanium sculptures for more than 40 years. titanium wedding band sets The titanium bicycle T.T. Bradley design

    ReplyDelete